Indonesia negara dengan berbagai ragam suku dan bangsa ini tidak dapat lepas dengan jajanan makanan dengan mempunyai berbagai sejarah makanan jajanan tradisional untuk kita ulas
Kerak telor
Kerak telor dibuat di tahun 1920-an hasil dari eksperimen satu kelompok warga Betawi yang ada di teritori Menteng, Jakarta Pusat. Bermula dari buah kelapa yang banyak di wilayah itu. Warga Betawi juga coba memproses kelapa itu menjadi berbagai ragam bermacam makanan. Ketika itu Gubernur Jakarta Ali Sadikin mulai mempromokan makanan ciri khas Betawi itu. Dalam perubahannya, kerak telor mulai kerap ditemui sehari-harinya di sejumlah teritori di Kota Jakarta. Di tahun 1970-an. Warga Betawi mulai menawarkan cemilan itu ke sekitar Monumen Nasional (Monas). Ketika itu banyak warga Betawi mulai manfaatkan tumbuhan kelapa yang terdapat di jakarta sebagai material dasar makanan tradisional Betawi seperti soto Betawi, nasi uduk. Sampai kerak telor tersebut. Pada jaman penjajahan Belanda, kerak telor menjadi makanan yang mahal dan cuma dapat dikonsumsi oleh warga kelompok atas. Seiring waktu berjalan, warga Betawi mulai membulatkan tekad untuk menawarkan kerak telor pada harga dapat dijangkau. Supaya bisa dicicipi untuk semua kelompok.
Pastel
pastel disebutkan dibawa oleh beberapa orang Belanda yang saat itu ada di Hindia Belanda.
Sejarah memperlihatkan jika saat itu beberapa noni dan nyonya Belanda yang mengenalkan makanan ini pada beberapa orang pribumi yang bekerja mengurusi tugas rumah tangga di dalam rumah mereka.
Satu diantara tugas yang diberi ke orang pribumi di dalam rumah orang Belanda ialah menjadi juru masak.
Dari sanalah banyak resep-resep dari tuan-rumah yang diberikan pada beberapa juru masak. Satu diantaranya kue pastel yang banyak dihidangkan untuk beberapa tamu tuan-rumah.
Kue pastel Belanda dibikin memakai beragam bumbu ciri khas nusantara, seperti kunyit, merica, kenari, bawang merah, dan rempah yang lain
Sate ayam
Kabarnya, asal mula Sate Madura Bermula dari Arya Panoleh. Penguasa di Sumenep, Jawa Timur yang bertandang ke rumah kakaknya, Batara Katong si penguasa Ponorogo. Pada tempat kakaknya, Arya Panoleh disajikan makanan berbahan dasar daging berbumbu yang ditusuk lidi, tetapi Arya Panoleh menampik karena rasanya tidak sesuai lidahnya. Sesudah kakaknya menceritakan bila makanan itu biasa dikonsumsi oleh beberapa pendekar di Ponorogo, pada akhirnya Arya Panoleh ingin makan sate itu. Karena kepuasannya, selanjutnya oleh Arya Panoleh makanan ini diganti sesuaikan kebudayaan dan kegemaran warga Madura. Sampai menyebar ke semua dataran Pulau Madura dan Indonesia.
Bubur ayam
Bubur ayam menjadi satu diantara kulineran ciri khas di sejumlah wilayah. Hingga setiap wilayah mempunyai penyuguhan bubur yang berbeda. Contohnya seperti bubur ayam Cirebon yang dihidangkan kuah kuning dari rebusan ayam dan kunyit, atau bubur ayam Bandung yang dihidangkan tanpa kuah.
Walau penyuguhannya berlainan dengan keunikan setiap wilayah. Bubur ayam mempunyai sejarah yang gelap sebagai makanan alternative untuk bebas dari kelaparan. Diambil berdasar situs sejarah historia.id . Bubur ayam dikenali semenjak zaman Kaisar Shih Huang Ti (238 SM) yang hadapi permasalahan pangan karena kemarau panjang.
Saat kritis pangan ini, banyak masyarakat dan prajurit yang wafat karena kelaparan. Karena revolusi pertanian yang tidak mungkin dan memerlukan waktu yang lama. Sesuatu hari, Kaisar memperoleh gagasan untuk melunakan nasi sesudah tidak menyengaja menyaksikan nasi yang dikonsumsi melunak saat disiram kuah sayur yang panas.
Nah itu tadi barusan sejarah Makanan Jajanan Tradisional Indonesia bagaimana nih menambahkan pengetahuan kalian gak ?
Leave a Reply