Ketupat Makanan Yang Selalu Ada Saat Lebaran Mendekati lebaran. Salah satu hal yang terang selalu disiapkan adalah ketupat. Makanan unik ini seolah kuat hubungan dengan lebaran ya. Tapi, tahukah kamu bagaimana sejarahnya ketupat bisa menjadi makanan keunikan lebaran? Yuk kita kenalan dulu sebelum bersiap menenggelamkannya ke kuah opor!
Sejarah Ketupat
Menurut Hermanus Johannes de Graaf. Seorang sejarawan Belanda yang memprioritaskan diri menulis sejarah Jawa. Dalam kreativitas tulisnya Malay Annual, ketupat yang dibikin dari beras yang dibungkus anyaman daun kelapa muda itu pertamanya kali ada di Tanah Jawa sejak zaman ke-15, pada masa pemerintahan Kerajaan Demak.
Oh iya. Sudah tahu dong sejarah terkait Kerajaan Demak? Wah, bila belum ketahui
Jadi waktu itu. Adalah Sunan Kalijaga yang memperkenalkan ketupat pertamanya kali dalam gagasan untuk berdakwah menyebarkan agama Islam ke Tanah Jawa yang notabene “sulit di-Islamkan” karena masyarakat Jawa sudah memiliki proses kepercayaan sendiri yang dikenal sebagai Kejawen.
Dalam menyebarkan agama Islam
Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan budaya. Ketupat ialah salah satunya yang ditetapkan karena dilihat dapat dekat dengan kebudayaan masyarakat Jawa saat itu.
Karena ketupat. Penyebaran agama Islam pada akhirannya bisa diterima luas. Banyak yang pada akhirnya memeluk agama islam.Berdasarkan buku Makna Ketupat dalam Upacara Telung Bulan di Denpasar kreativitas Ni Made Yuliani dan I Ketut Wardana Yasa (2020), ketupat telah diperkenalkan sejak jaman Hindu-Budha. Penyebutan ketupat-ketupat tercantum dalam Kakawin Kresnayana, Kakawin Subadra Wiwaha, dan Kidung Sri Tanjung.
Sebagai negeri agraris pada jaman Hindu-Budha. Ketupat ialah segi dari bentuk penyembahan pada Dewi Sri. Dewi Sri adalah dewi tertinggi dan terpenting untuk masyarakat agraris salah satunya di Nusantara.
Seterusnya terjadi desakralisasi dan demitologisasi yang mana Dewi Sri tidak lagi disanjung sebagai dewi kesuburan dan pertanian tetapi hanya untuk lambang dengan dipresentasikan berwujud ketupat. Sampai pada akhirannya ketupat ialah aktualisasi rasa syukur ke Tuhan Yang Maha Esa.
Di zaman selanjutnya yakni jaman Kerajaan Demak ‘Ketupat’ memiliki pemahaman arti dalam bahasa Jawa, yaitu ngaku lepat yang memiliki makna ‘mengakui kesalahan’ atau laku papat (4 sikap) yang melambangkan 4 sisi dari ketupat. Yaitu lebaran (pintu maaf), luberan (berlimpah), leburan (sama memaafkan), dan laburan (dari kata Labur; putih, yang memiliki makna ‘bersih dari dosa-dosa’).
Simbol
Ketupat ialah simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Kesultanan Demak pimpinan Raden Fatah awalannya zaman ke-15. Mempunyai bentuk yang persegi empat bermakna “kiblat papat lima pancer,” sebagai kesetimbangan alam yakni 4 arah mata angin yang bertumpu pada satu pusat. Ketupat pertamanya kali ada di tanah Jawa, diperkenalkan oleh sunan kalijaga ke masyarakat Jawa yang disebutkan hasil gabungan makan tradisional Tepo yang dibalut anyaman yang dapat ditemukan di Wengker sekitar Gunung Lawu. Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya dan filosofi Jawa. Ketupat umumnya disajikan saat Lebaran. Ketupat dan sebagainya. Dalam peralihannya, panganan ini menyebar ke berbagai ragam wilayah di Nusantara sebagai hidangan khusus saat lebaran karena imbas Wali Songo dan pelajar-muridnya, seperti Malaysia yang dibawa prajurit Kesultanan Demak yang seterusnya ada di Semanjung Melayu.
BACA JUGA : 5 Makanan Khas Indonesia Yang Populer Sampai Mendunia
Leave a Reply